Pertemuan Intergovermental Oceanographic Commission (IOC) Sub-Commission for the Western Pacific (WESTPAC), Indonesia Tunjukkan Komitmen untuk Keberlangsungan Sumberdaya Maritim dan Kelautan

      Jakarta-Humas BRIN. Kembali dilaksanakan secara fisik, Pertemuan Intergovermental Oceanographic Commission (IOC) Sub-Commission for the Western Pacific (WESTPAC) secara kontinu membahas kerja sama regional dalam ilmu kelautan untuk menawarkan solusi mengatasi permasalahan ekonomi dan lingkungan, termasuk permasalahan yang ditinggalkan Pandemi Covid-19. Disampaikan oleh Head of UNESCO/IOC Regional Secretariat for WESTPAC, Wenxi Zhu, di Auditorium Gedung BJ Habibie, Jakarta, Selasa (4/4). 

      Dalam paparannya pada sesi Statutory Report, Wenxi menyampaikan aktivitas-aktivitas kunci WESTPAC medio 2021 hingga 2022 berhasil dilaksanakan dalam meningkatkan sumber daya riset kelautan yang dibutuhkan negara-negara anggota. Ia juga mengapresiasi negara anggota atas komitmen dan kerja sama di tengah pandemi. 

      "Pertemuan tahun ini spesial, karena ini pertama kalinya in-person meeting setelah isolasi (akibat pandemi). Kita memahami pentingnya interaksi secara kolektif untuk mengembangkan kerja sama, sumber daya pengetahuan, dan pada akhirnya solusi untuk keberlangsungan sumber daya maritim dan kelautan," ungkapnya saat diwawancarai Humas BRIN. 

      Wenxi menuturkan bahwa pandemi menimbulkan timbunan sampah lebih dari sebelumnya, juga banyak negara mengalami penurunan di sektor ekonomi. Kaitannya pemulihan melalui ekonomi biru, potensi kelautan masih banyak yang belum dimanfaatkan. Hanya pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir yang berkelanjutan, yang dapat memberikan manfaat ekonomi jangka panjang. 

      Selain penting karena para delegasi bisa kembali berinteraksi secara kolektif, pertemuan ini juga menyoroti hal lainnya. "In-person meeting adalah highlight pertama. Kedua, para delegasi dari berbagai institusi, komunitas riset, dan pemangku kepentingan lainnya hadir untuk membahas apa yang telah dicapai dan apa yang bisa digali lebih banyak lagi. Ketiga, untuk mendorong inisiatif dan pandangan yang akan diajukan oleh negara anggota. Kami sangat optimis atas hasil akhir pertemuan nanti," ujar Wenxi. 

      Di sesi yang sama dengan Wenxi, co-chairperson pada pertemuan sebelumnya, Kentaro Ando, menyampaikan statements yang menjadi pijakan pada sesi-sesi berikutnya. Dalam pernyataannya Ando menjelaskan bahwa lautan terlalu luas untuk dikelola oleh satu negara, sehingga kerja sama internasional di bidang kelautan menjadi esensial. 

      Disampaikannya juga bahwa aktivitas WESTPAC meningkat tajam dari tahun ke tahun dan membuka interaksi dengan regional lainnya. Hal ini menjadikan WESTPAC menjadi region yang paling aktif dan menarik, dan diharapkan dapat berkolaborasi dengan regional lainnya.  

Komitmen Indonesia melalui BRIN 

      Wenxi mengapresiasi visi dan keputusan Indonesia yang mengajukan diri sebagai tuan rumah forum ini melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Inisiatif yang diajukan setelah kondisi pandemi ini merupakan wujud komitmen kuat Indonesia terhadap ilmu kelautan. "Penyelenggaraan yang dilakukan BRIN merupakan refleksi dari Indonesia dalam mempromosikan kerja sama di tingkat regional. Kami sangat mengapresiasi BRIN dan Indonesia," tuturnya. 

      Wenxi menambahkan, "Indonesia merupakan stakeholder yang penting, terutama BRIN yang saat ini memiliki tanggung jawab sangat besar. Kami mengharapkan akselerasi dari Indonesia terkait kerja sama internasional dalam yang berkaitan dengan kelautan." 

      Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut menjadi pionir WESTPAC, dan kini mengangkat isu kelautan pada Presidensi G20. "Indonesia merupakan salah satu negara yang aktif pada bidang kelautan sejak 1970. Selama dua tahun saya ikuti, kepemimpinan BRIN terlihat sangat kuat. Saya yakin dengan sumber daya dan infrastruktur yang memadai, kesempatan yang diberikan PBB, serta wadah dari IOC/WESTPAC, Indonesia mampu berkontribusi lebih," jelasnya. 

      Wenxi menyebutkan, meningkatnya peluang kolaborasi dan potensi isu di masa mendatang, mendorong WESTPAC untuk mulai mengajak generasi muda terlibat dalam bidang ilmu kelautan melalui berbagai kerja sama dan platform karir lainnya. 

      "IOC memilki program peningkatan kapasitas untuk generasi muda, tidak hanya riset tapi juga international leadership. Ada banyak program kesempatan karir untuk para profesional muda untuk bekerja sama dengan staf senior WESTPAC dalam mengatasi isu kelautan secara regional." tutur Wenxi. 

      Sebagai informasi, dari beberapa fokus yang dibahas dalam IOC WESTPAC, BRIN sangat menaruh perhatian yang tinggi pada salah satunya, yaitu pengembangan kapasitas SDM riset, dalam hal ini melalui RTRC MarBEST. 

      Lebih dari 100 orang delegasi yang berasal dari 13 negara hadir tahun ini. Wenxi juga mengungkapkan, antusiasme negara anggota terhadap riset dan inovasi di bidang kelautan sudah terlihat sejak awal. "Antusiasme ini bisa didorong lebih jauh. Sebagai contoh Indonesia mengangkat isu kelautan pada G20 dan menginisiasi blue economy bersama PBB. Artinya antusiasme terhadap isu kelautan pada level internasional bisa menjadi motivasi yang kuat untuk implementasi di tingkat nasional, setidaknya sampai bertahun-tahun kedepan," pungkasnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Pelantikan Ketua dan Pengurus Lembaga HMPS Oseanografi Periode 2019/2020"

Selamat Datang Sahabat Oseania!!